Ketika kaum wanita mulai memberontak peran yang diberikan oleh masyarakat industry, segera mereka dituduh kolot. Mereka disebut kampungan, dusun, yang g gaul lah, bodoh dan tradisional.
Kehadiran wanita di pasaran kerja, kegiatan mereka di pabrik-pabrik, perlombaan mereka mengejar karir telah mengacaukan peran wanita. Kegelisahan wanita sekarang terjadi karena kekacauan peran (frame of reference) tumpang tindih. Ibunya mengajarkan ia untuk mendampingi suami dan berkhidmat kepadanya. Tekanan ekonomi menuntutnya untuk bekerja di samping lelaki yang bukan keluarganya. Anaknya meminta kehadiran ibu untuk menentramkan hatinya dan mendidiknya cara hidup yang baik. Persaingan karir memaksanya untuk meninggalkan anak-anak bersama pembantunya.
Wanita sebetulnya tidak menghadapi dilema antara pekerjaan dan keluarga, antara karir dan anak-anaknya. Yang mereka hadapi adalah krisis identitas. Mereka memerlukan acuan untuk memperjelas peran mereka. Mereka perlu melihat kembali tokoh ideal mereka. Marilah kita lihat siapakah figur wanita ideal yang diajarkan Islam.
“Rasullah Saw membuat empat buah garis seraya berkata: ‘Tahukah kalian siapa ini?’ Merak berkata:’Allahdan Rasul-Nya lebih mengetahui.’ Nabi Saw lalu bersabda: ‘Sesungguhnya wanita ahli surga yang paling utama adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad Saw.,Maryam binti Imran, dan Asiyah binti Mazahim’.
Disadur dari buku “Cinta Kita Beda” karya Muhammad Nazhif Masykur dan Evi NI’matuzzakiyah




add my fb alan dewangga blog kamu siippppppppppppppppppppppppp jempol 9999999 dah hehe
BalasHapus