Emansipasi yang seharusnya membebaskan wanita dari perbudakan malah menjerumuskannya pada perbudakan baru. Pada masyarakat kapitalis, wanita telah menjadi komoditas yang diperjualbelikan. Mereka dijadikan sumber tenaga kerja yang murah meriah tak jarang kita menyaksikan banyak juga wanita yang menjadi kuli bangunan angkut-angkut pasir, semen, batu pokoknya yang berat-berat hanya sekedar mendapatkan sepiring nasi atau dieksploitasi untuk menjual barang. Beberapa jenis industri mutakhir seperti mode, kosmetik, dan hiburan, hamper sepenuhnya memanfaatkan perempuan. Pendidikan dan media masa menampilkan citra wanita yang penuh glamour –sensual dan fisikal. Pada masyarakat yang bebas, wanita dididik untuk melepaskan segala ikatan normatife kecuali indutri. Tubuh mereka dipertunjukkan untuk menarik selera konsumen. Mobil mewah tidak lengkap bila perempuan setengah telanjang tidak tidur diatasnya. Kopi tidak enak bila tidak disajikan oleh gadis belia yang seronok. Rokok baru memuaskan bila diselipkan di sela-sela bibir yang menantang.
»» BACA SELENGKAPNYA...
Ketika kaum wanita mulai memberontak peran yang diberikan oleh masyarakat industry, segera mereka dituduh kolot. Mereka disebut kampungan, dusun, yang g gaul lah, bodoh dan tradisional.
Kehadiran wanita di pasaran kerja, kegiatan mereka di pabrik-pabrik, perlombaan mereka mengejar karir telah mengacaukan peran wanita. Kegelisahan wanita sekarang terjadi karena kekacauan peran (frame of reference) tumpang tindih. Ibunya mengajarkan ia untuk mendampingi suami dan berkhidmat kepadanya. Tekanan ekonomi menuntutnya untuk bekerja di samping lelaki yang bukan keluarganya. Anaknya meminta kehadiran ibu untuk menentramkan hatinya dan mendidiknya cara hidup yang baik. Persaingan karir memaksanya untuk meninggalkan anak-anak bersama pembantunya.
Wanita sebetulnya tidak menghadapi dilema antara pekerjaan dan keluarga, antara karir dan anak-anaknya. Yang mereka hadapi adalah krisis identitas. Mereka memerlukan acuan untuk memperjelas peran mereka. Mereka perlu melihat kembali tokoh ideal mereka. Marilah kita lihat siapakah figur wanita ideal yang diajarkan Islam.
“Rasullah Saw membuat empat buah garis seraya berkata: ‘Tahukah kalian siapa ini?’ Merak berkata:’Allahdan Rasul-Nya lebih mengetahui.’ Nabi Saw lalu bersabda: ‘Sesungguhnya wanita ahli surga yang paling utama adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad Saw.,Maryam binti Imran, dan Asiyah binti Mazahim’.
Disadur dari buku “Cinta Kita Beda” karya Muhammad Nazhif Masykur dan Evi NI’matuzzakiyah
























